Tanjabtim – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) sejak satu pekan terakhir rutin melakukan patroli kesiapsiagaan di 4 Kecamatan yang rawan banjir. Patroli ini dilakukan guna mengecek ketinggian muka air disejumlah wilayah yang mulai naik, akibat curah hujan yang cukup tinggi beberapa waktu terakhir.
Kepala BPBD Tanjabtim Helmi Agustinius mengatakan dari prediksi BMKG Provinsi Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur telah memasuki musim penghujan, yang rentangnya dimulai sejak Bulan November 2023 hingga Januari 2024.
“Dengan kondisi tersebut, kami dari pihak BPBD telah memberikan surat himbauan resmi, melalui Pimpinan Daerah kepada camat-camat untuk mewaspadai kondisi cuaca saat ini, karena yang biasanya terjadi akibat curah hujan tinggi akan berimbas terhadap banjir”, tutur Kepala BPBD Tanjabtim, Helmi Agustinius, dalam keterangannya, Kamis (07/12/2023).
Dirinya juga menjelaskan, bahwa tim terpadu telah memetakan beberapa wilayah yang masuk dalam kategori rawan musibah banjir, diantaranya Kecamatan Dendang, Berbak, Mendahara Ulu dan Geragai. Untuk ke empat wilayah ini, banjir kerap terjadi akibat limpahan ataupun luapan air dari sungai Batanghari dan sebagian Wilayah di Kecamatan geragai biasanya luapan air berasal dari wilayah perkebunan PT. Setempat, akibat dari kanal-kanal yang mengalami penyumbatan sampah dan rumput liar yang tumbuh.
“Sementara untuk diwilayah pesisir biasanya akan terjadi banjir Rob, seperti Kecamatan Kuala Jambi, Nipah Panjang dan Mendahara. Dalam mengambil tindakan awal kesiapsiagaan sejumlah personil telah aktif melakukan patroli sejak 1 Desember 2023 kewilayah rawan banjir, sekaligus menghimbau kepada masyarakat setempat untuk waspada”, jelas pria yang pernah menjabat Camat Nipah Panjang ini.
Dari laporan sementara tertanggal 7 Desember 2023, terdapat dua wilayah yang mulai banjir, yakni di Desa Kota Baru dan Desa Suka Maju Kecamatan Geragai. Meski air belum masuk sampai kedalam rumah namun ketinggian air sudah memenuhi pekarangan.
“Untuk itu kewaspadaan perlu ditingkatkan, mengingat jika curah hujan kembali tinggi, maka kemungkinan air masuk kedalam rumah warga bisa saja terjadi. Sebab dua desa ini termasuk daerah dengan catatan rawan banjir”, tuturnya.
BPBD Tanjabtim meminta peran kepala wilayah seperti Camat, Lurah dan Kades untuk aktif mengambil langkah-langkah antisipasi dan kesiapsiagaan dengan memantau kondisi terkini lapangan dan menyebarkan informasi peringatan (curah hujan, tinggi muka air) dan potensi wilayah terdampak.
Selain itu koordinasi aktif juga perlu ditingkatkan terkait dalam penyiapan tim siaga bencana dan sumberdaya. Dalam hal ini BPBD Tanjabtim juga meminta masyarakat yang tinggal di daerah berpotensi banjir untuk mengantisipasi dan bersiap siaga khusus ancaman binatang liar seperti ular dan buaya. (Rama)
Discussion about this post